Legenda Goa Puteri
Memanjakan mata dengan menikmati keindahan untaian Stalagtit-stalakmit
didalam gua merupakan pilihan tepat di tengah rutinitas. Demikian juga
dengan mendengar gemercikan air yang mengalir dan menetes dari celah
kecil di dalamnya juga tak kalah penting untuk sekedar merelaksasi
pikiran. Bila ingin menikmati keduanya, maka tepat bila kita memilih Gua
Putri sebagai lokasi untuk dapat sekedar melepaskan sejenak setiap
persoalan.
Gua Putri terletak di desa Padang Bindu, kecamatan Semidang Aji, Ogan
Komering Ulu (OKU), Sumatera selatan menyajikan ornamen khas gua yang
tumbuh dari bagian atas. Bentuknya menjulur ke bawah bagaikan ikatan
padi yang dihiasi oleh aneka warna yang timbul secara alami. Sementara
di bagian lantainya, terbentuklah Stalakmit yang tak ubahnya sebuah
dekorasi yang menghiasi singgahsana Putri Dayang Merindu. Dalam cerita
rakyat setempat, Dayang merindu merupakan sosok Putri yang cantik
jelita.
Kepala Tata Usaha UPTD Museum Sipahit Lida dan Goa Putri, Riswan Dinata
menjelaskan Gua Putri memiliki kedalam hingga 150 meter dan lebar hingga
20 meter. Sementara sungai yang mengalir deras didalamnya merupakan
sungai Semuhun. Sungai semuhun yang dalam bahasa Ogan berarti Bermunajat
itu memiliki lebar hingga 10 meter. "banyak cerita dan mitos yang
berkembang, mulai dari adanya legenda Si pahit lidan dan Putri dayang
Merindu," kata Riswan Dinata, Sabtu 20 Juli 2013.
Untuk menuju ke Gua Putri tidaklah terlalu sulit. Ia terletak hanya
sekitar 40 KM dari kota Baturaja kearah PT. Bukit Asam di Tanjung enim.
Sementara dari kota Palembang jaraknya sekitar 230 KM atau sekitar 7 jam
perjalanan darat. Akses jalan menuju lokasipun sangat bagus karena gua
putri hanya berjarak sekitar 2 KM dari jalan lintas tengah Sumatera.
"sekarang trasportasi dan akomodasi tidak menjadi kendala lagi. Semuanya
sudah ada di baturaja," ujar Riswan.
Pemandu wisata Gua Putri, Hendri menjelaskan didalam gua tersebut
terdapat bebatuan yang menyerupai perkampungan yang terdiri atas
pemandian, ruang persamuan hingga singga sana Putri Dayang Merindu.
Sebelum masuk kedalam mulut Gua, pengunjung akan disuguhi keindahan alam
yang terdiri atas karst yang tercipta semenjak ribuan tahun silam. "ada
yang namanya pemandian, ruang persamuan, pendapuran, balai pertemuan
hingga singgasana putri," kata Hendri.
Hendri mulai mengajak pengunjung menyaksikan keindahan karya ilahi mulai
dari mulut gua. Menyusuri setapak jalan di dalam gua, pengunjung akan
disuguhkan pesona stalagmit dan stalagtit bak peraduan sang puteri.
Semakin kedalam, pengunjung dapat mengintip ruang pemandian putri Dayang
Merindu. Tidak hanya sekedar melihat, pengunjung dapat menuruni anak
tangga untuk menuju ke pinggir sungai. "Mitosnya mencuci muka disini
bisa bikin awet atau apapun keinginan akan terwujud," kata Hendri.
Sementarai Wenny Puspita, salah seorang pengunjung dari Mahasiswa Akper
Al-Maarif Baturaja mengaku sudah dua kali berkunjung ke Gua Putri.
Menurutnya saat ini kondisi kebersihan dan kenyamanan di Gua Putri
semakin lebih baik. Dulu menurutnya, Gua Putri tampak kurang terawan dan
terkesan jorok namun saat ini semuanya telah berubah. Berkunjung ke Gua
Putri, Wenny dan teman-temannya tak lupa melihat Singga sana putrid dan
mencuci muka di pemandian putrid. "cuman kalau bisa tambah lagi lampu
penerangan."
Saat ini disekitar Gua Putri sudah terdapat areal parkir yang luas.
Pengelola juga menyiapkan kedai makanan dan souvenir dengan harga
kampong. Selain itu, dibagian depan gua putrid sudah berdiri kokoh
museum Sipahit lida serta raung pertunjukan.
Dimuseum tersebut kini
tersimpan beragam benda serta kerangka manusia purbakala yang ditemukan
di Gua Harimau. Sementara sesuai dengan peraturan daerah setempat setiap
pengunjung akan ditarik retribusi masing-masing Dewasa Rp 5000,
Anak-anak Rp2500 dan Pelajar Rp 3000. Bagi pengunjung yang membawa
kendaran juga diharuskan membayar retribusi parker masing-masing Sepeda
motor Rp 2000, Minibus Rp 5000 dan Bus Rp 10000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar